Senin, 16 September 2013

Prestasi - prestasi yang diraih oleh anak-anak bangsa indonesia

 
 Prestasi anak anak indonesia di ajang Internasional
 
 
 
 
Ternyata anak -anak Indonesia mempunyai banyak sekali prestasi gemilang di tingkat dunia yang berhasil membuka mata dunia akan kemampuan dan kecerdasan bangsa ini, Tak tanggung - tanggung prestasi mereka ini sungguh mengagumkan dan sangat - sangat membanggakan Indonesia. Mengangkat dan mengharumkan nama bangsa di mata dunia .  Berikut beberapa profil dan prestasi dari mereka, anak bangsa kita : 
  • Fahma Waluya

Indonesia berhasil meraih Juara (Winner) pada ajang Asia Pacific ICT Alliance (APICTA) Awards 2010 yang berlangsung tanggal 12 – 16 Oktober 2010 di Kuala Lumpur Malaysia. Prestasi ini diperoleh pada kategori Secondary Student Project melalui karya siswa SD Cendikia Bandung / SMP Salman AL-Farisi Bandung, Fahma Waluya Rosmansyah (12 tahun) dan adiknya, Hania Pracika Rosmansyah (6 tahun).
Melalui karya berupa kumpulan program game edukasi sederhana yang dibuat menggunakan Adobe Flash Lite untuk ponsel Nokia E71 dengan judul “My Mom’s Mobile Phone As My Sister’s Tutor” (Ponsel Ibuku Untuk Belajar Adikku), Fahma Waluya & Hania Pracika berhasil mendapat apresiasi tinggi dari tim juri APICTA Internasional 2010 dan memperoleh skor tertinggi sekaligus memboyong piala Juara (Winner) APICTA 2010 pada kategori Secondary Student Projectsebelumnya Fahma dan Hania juga meraih Juara (Winner) di INAICTA 2010 pada kategori Student Project SD.
  • Peter Tirtowidjoyo Young
anak SMP, anak SMP, anak 
SMP

Peter Tirtowidjoyo Young, 14, anak SMP Petra 1 Surabaya, dan Andrew Tirtowidjoyo, 12, anak SD Santa Maria Surabaya, kakak beradik itu telah berhasil menjadi juara dalam Kompetisi Matematika tingkat Internasional.
Anak ketiga dan keempat pasutri Steven Tirtowidjoyo, 52, dan Rani Pandunata, 45, itu berhasil mengharumkan nama bangsa dalam kompetisi matematika tingkat Internasional di Incheon, Korea Selatan.
Peter si anak SMP menyabet medali emas sedangkan adiknya, Andrew si anak SD menggondol medali perunggu.
Saat mewakili Indonesia dalam International World Youth Matematic Intercity Competition (IWYIC), 25 – 29 Juli 2010 yg lalu, mereka berhasil menyisihkan utusan dari 26 negara lainnya dalam adu pintar dan adu cepat mengerjakan soal-soal matematika. Peter menyabet pernghargaan tertinggi dengan meraih emas tingkat anak SMP.
Baik di nomor perorangan maupun tim, anak SMP kelas tiga Petra 1 ini berhasil mengumpulkan 115 poin. Sedangkan adiknya yg masih duduk di kelas enam SD, anak SD Santa Maria menyabet medali perunggu untuk tingkat anak SD.
Peter harus menyelesaikan 15 soal dalam waktu satu jam. Sebanyak 12 soal berupa isian sedangkan tiga soal lainnya adalah esai matematika. Peter nyaris meraih nilai sempurna karena nilai maksimal untuk soal-soal ini adalah 120. Sekembalinya dari Korsel, Selasa (3/8) lalu, dua pahlawan matematika ini disambut Kepala Dinas Pendidikan bersama orang tua dan juga teman-temannya.
  • Agasha Kareef Ratam


Agasha memang baru saja mengharumkan nama bangsa. Bersama Henry Jayakusuma, Kevin Pratama, Stanley Orlando, Agasha meraih empat medali emas Olimpiade Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Internasional Tingkat Sekolah Dasar (IMSO) di Yogyakarta pada 8-14 November 2009. Di kompetisi ini, Indonesia menjadi juara umum dengan memboyong 6 emas (4 emas dari tim matematika dan 2 emas dari tim IPA), 5 perak, serta 17 perunggu, mengungguli 9 negara peserta lain, seperti Singapura dan Taiwan.
Prestasi Agasha dan kawan-kawan menambah daftar kesuksesan Indonesia di ajang olimpiade internasional tingkat SD, khususnya matematika. Sebelumnya Indonesia juga keluar sebagai juara umum di 3th Wizards at Mathematics International Contest (Wizmic) di Lucknow, India, pada 27-30 Oktober 2009 dengan memboyong 10 medali emas, 9 perak, dan 5 perunggu mengalahkan 8 negara lainnya.Kompetisi Wizmic adalah kompetisi bagi siswa SD di bawah 13 tahun yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali. Adapun IMSO merupakan ajang tahunan. Pada IMSO 2009, tim Indonesia diwakili 32 siswa (16 tim matematika dan 16 tim IPA) dari total 146 peserta.
  • Eric Losardi & Edgar Xavier Marvelo

 
Wushu Indonesia mengumpulkan 2 medali emas, 5 perak dan 2 perunggu, pada hari ketiga kejuaraan dunia wushu junior di Singapura, Selasa (7/12/10).
“Medali emas yang dipetik tim Merah-Putih disumbangkan Eric Losardi di nomor nanguan di kategori A usia 18 tahun ke bawah. Satu medali emas lagi disumbangkan Edgar Xavier Marvelo di nomor toya pada kelompok C (14-13).
Wushu Indonesia juga berhasil mengharumkan nama Indonesia di kejuaraan wushu yang berlangsung di Singapura awal desember 2010 lalu melalui Eric Losardi  yang berhasil menyubangkan emas di nomor nanguan di kategori A usia 18 tahun ke bawah. Satu medali emas lagi disumbangkan Edgar Xavier Marvelo di nomor toya pada kelompok C (14 - 13).
  •   Bryan Jenvoncia
(pic not found) 

Bryan Jenvoncia, anak berusia 6,5 tahun asal Pontianak, Kalimantan Barat berhasil memenangkan lomba desain perangko yang diadakan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Dia berhasil mengalahkan 12 ribu pesaingnya yang datang dari 124 negara. Hasil karya Bryan akan menjadi perangko resmi Perserikatan Bangsa Bangsa.
Dilihat sekilas tidak ada yang istimewa dari sosok Bryan, bocah yang masih duduk dibangku kelas 2 Sekolah Dasar ini. Setiap hari sepulang sekolah, Bryan langsung bermain layaknya anak seusianya atau bermain dengan kakaknya.
Prestasi Bryan memang patut dibanggakan yang menjadi pemenang dalam lomba desain perangko Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) bertajuk We Can End Poverty, sehingga Bryan mendapat penghargaan dari Sekjen PBB Ban Ki Moon di New York, Amerika Serikat pada 17 Oktober tahun lalu.
Brayn berhasil mengalahkan 12 ribu peserta dari 124 negara. Lukisan Bryan berlatar belakang anak-anak yang bermain dengan memanfaatkan potongan kain bekas jahitan ibunya.
  • Dominic Brain
 
Yang ini udah aga lama tepatnya tahun 2009 lalu tapi prestasinya bisa di bilang wowwww...
Dominic Brain, yang masih berusia 12 tahun asal Kuta, Kabupaten Badung, Bali, berhasil mencatatkan namanya dalam buku rekor dunia “Guinness World Records” setelah berhasil menunjukkan kemampuannya mengingat 76 deret angka hanya dalam 60 menit.
Anak dari Gidion Hindartho itu masuk dalam buku catatan rekor dunia yang diterbitkan perusahaan bir hitam Guinness, setelah menunjukkan kemampuannya pada acara pemecahan recor yang dilaksanakan di taman satwa “Bali Zoo Park” di Gianyar, Bali, Sabtu 28 Nopember 2009.
Perwakilan Guinness World Records Asia, Alex Iskandar Liew, selain memuji kemampuan yang ditunjukkan Dominic Brain, juga menilai hal itu sebagai rekor unik, mengingat umur yang bersangkutan masih tergolong anak-anak menuju remaja.
 
Brain sebelumnya berhasil memecahkan rekor pada Museum Rekor Indonesia (Muri), yaitu mengingat 52 kartu selama 100 detik dan mengingat 100 angka dalam waktu 12 menit.
  • Tim Junior Sepakbola Indonesia Juara I Intesa San Paulo Tournament AC Milan Camp International

Tim Junior Sepakbola Indonesia berhasil menjadi Juara 1 Intesa San Paulo Tournament AC Milan Camp International, salah satu turnamen yang diikuti oleh 30 negara di dunia. Dalam Milan Junior Camp Day Tournament yang bersifat setengah kompetisi ini, anak-anak Indonesia memenangkan tiga pertandingan dalam babak penyisihan, yaitu melawan wakil Eropa Step Stone dengan skor 1-0, tim Brazil dan Venezuela (UISP) 3-1, dan tim gabungan Eropa Non Italia (USUNTP) dengan skor 3-0. Di babak final, mereka mengalahkan Italia (ASTI) dengan skor 1-0. Kemenangan ini otomatis membuat bendera merah-putih berkibar di bumi Italia dan menyandang gelar Prima Classifico yang berarti peringkat pertama di klasemen.
Tim junior ini adalah tim yang didapatkan dari salah satu program klub sepakbola Italia, AC Milan, yang dinamai The All Star Team Challenge AC Milan Junior Camp. Program yang telah berjalan lebih dari 10 tahun dan telah dilaksanakan di 36 negara ini bertujuan memberikan pelatihan pemain muda yang tengah merintis jalan menuju pemain kelas dunia.
Untuk Indonesia, program ini melibatkan 17 anak dari usia 9 sampai 15 tahun yang terjaring melalui AC Milan Junior Camp di Jakarta dan Bali.

  • Juara Dunia Robotik di Korea
Pos student 
juara 
Robotic dunia di korea

Setelah melalui babak penyaringan di Indonesia melalui kompetisi Indonesia Robotic Olympiad (IRO) bulan Agustus 2010 lalu, kini peserta dari Indonesia berhasil mencetak prestasi yang membanggakan dalam kompetisi World Robotic Olympiad yang dilangsungkan di SMX Convention Centre Hall, Philipines, Manila.
Pada kompetisi robotik ini, satu tim perwakilan dari Indonesia berhasil meraih medali emas dalam category Robot Soccer. Category ini diikuti oleh 21 tim dari berbagai negara. Sebelumnya pada World Robotic Olympiad 2009, Indonesia juga telah berhasil meraih prestasi juara 2, 3 dan 5.
Event International robotik yang dilaksanakan awal November kemarin ini diramaikan oleh 700 peserta yang berasal dari 22 negara. Untuk lomba yang sudah berlangsung selama tujuh kali ini, Indonesia mengirimkan 38 peserta, yang terbagi menjadi 11 tim untuk mengkuti Regular Category dan Robot Soccer Category.
  • Juara Umum Lomba Penelitian Ilmiah Remaja Tingkat Dunia Ke-17

Indonesia berhasil menjadi juara umum pada Lomba Penelitian Ilmiah Remaja Tingkat Dunia Ke-17 atau 17th International Conference of Young Scientists (ICYS) pada 12-17 April 2010 di Denpasar, Bali. Tim Indonesia yang berkompetisi di semua bidang lomba, yakni Ilmu Fisika, Matematika, Komputer, dan Ekologi meraih tujuh medali emas, satu medali perak, dan tiga medali perunggu. Prestasi ini mengulang kesuksesan Indonesia pada ajang yang sama tahun lalu di Pszcyna, Polandia.
Tujuh medali emas masing-masing diraih oleh Florencia V.Vaniara/Evelyn L.Wibowo dengan judul penelitian ‘Effect of Stem Cell and Mangosteen Peel Extact on Abnormal Cells’, Muhammad Kautsar/Dian Sartika Sari/Dhicha Putri Maharani/Hidayu Permata Hardi (Sweitenia Oil:The Use of Mahagony Seed os Bio-Oil Alternative and The Use of Production Waste as Electris Mosquito Repellent). Kemudian Oki Novendra (Mathematical Explamation on the Death of Michael Jackson), Dwiky Rendra Graha Subekti (Big Match:” Suka Kelor” Caramel vs Malnutrition), Sonny Lazuardi Hermawan (Portable Protection Everywhere), Miftah Yama Fauzan (Development of Smart Electric Gun with Adaptive Bullet Speed), dan Andreas Widy Purnomo/Aldo Vitus Wirawan (Green Energy Source: Centripetal Water Turbine).
Sementara medali perak diraih oleh Aria Dhanang Dewangga dan medali perunggu masing-masing diraih oleh Dita Nurtjahya, Fauqia Tambunan/Bening Embun Pagi/Alan Suherman, dan Rizal Panji Islami/Fahmi Maulana Ainul Yakin/Ikhsan Britama. Tim Indonesia juga meraih best performance atas nama Dwiky Rendra Graha Subekti untuk bidang Environmental Sciences dan Ilham Naharudinsya/ Ardelia Djati Safira/Satria Putra Adhitama untuk bidang Basic Mathematics.
  •  Tim Pelajar Indonesia Juara di Primary Mathematics World Contest 2010, Hong Kong

Tim pelajar Indonesia tampil sebagai juara dan berhasil meraih satu medali emas dan empat medali perak pada 13th Primary Mathematics World Contest (PMWC) di Po Leung Kuk, Hong Kong yang diselenggarakan pada 10-14 Juli 2010.
PMWC merupakan ajang kompetisi matematika tingkat dunia yang diperuntukkan bagi siswa dengan jenjang grade 9 atau tingkat SD hingga SMP. Tahun ini, PMWC diikuti 176 siswa yang terdiri atas 44 tim dari 14 negara, yaitu Bulgaria, China, Hong Kong, India, Indonesia, Malaysia, Macau, Filipina, Rusia, Singapura, Afrika Selatan, Taiwan, Thailand, dan AS.
“Tahun 2010 ini untuk keempatkalinya Indonesia mengikuti PMWC. Prestasi yang diraih tim Indonesia tahun ini memang menurun dalam perolehan medali, karena tahun lalu Indonesia berhasil meraih empat medali emas, namun ada di peringkat dua"
  • Juara Pertama Kejuaraan Internasional Tari dan Budaya Anak-anak III

Tari Kipah asal Aceh yang dibawakan para pelajar SMP Islam Al Ikhlas, Jakarta Selatan, mengantarkan Indonesia menjadi juara pertama tingkat dunia yang digelar di Kota Fethiye, Turki, dalam Kejuaraan Internasional Tari dan Budaya Anak-anak III di Turki pada 21 -29 April 2010.
Sedangkan juara kedua diraih Anal dan diikuti Azerbaijan. Selain Tari Kipah, sebanyak 24 pelajar SMP Al Ikhlas itu juga menampilkan Tari Pendet (Bali), Tari Piring (Sumbar). Tari Satrio Watang (Jateng), Tari Pukat (Aceh), serta musik angklung. Sebenarnya, ini merupakan kali pertama Indonesia mengirimkan tim pada ajang kompetisi anak-anak 2010 itu, namun mampu meraih prestasi yang luar biasa.


Diatas merupakan hanya beberapa dari segudang prestasi anak - anak bangsa di dunia internasional, dan merupakan bukti bahwa Indonesia mampu dan bisa menjadi yang terbaik. Bukti bahwa Indonesia bukan negara yang Bodoh dan Low Capacity. Indonesia adalah negara yang memiliki Generasi yang cerdas danmampu bersaing di Dunia Internasional




sumber : http://rhiconan.blogspot.com/2010/12/prestasi-anak-indonesia-di-mata-dunia.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar