Minggu, 23 Februari 2014

Doesn't know



~ DOESN'T KNOW ~
                     
            Setelah, hari itu.. iya, hari dimana ku putuskan untuk mengakhiri semuanya. Kini ku baru sadar, bahwa aku saat itu tidak menjadi diriku sendiri, justru aku hanya menjadi orang lain.
            Menjalin suatu hubungan, memang harus saling percaya, saling mengerti, saling melengkapi pastinya. Masa-masa saat aku dan dia, berkenalan, itu masih berjalan dengan normal. Hingga, akhirnya, dia memberanikan diri untuk menyatakan cintanya padaku..
            Seorang laki-laki yang bisa dibilang pujaan banyak wanita, mana mungkin aku bisa menolak cintanya. Kupikir, dengan menerimanya ku bisa lupakan segala masa-masa beratku saat itu. Karena, aku sedang butuh seseorang yang bisa ada di sampingku selain keluargaku..
            Hubungan, saat 1, 2, hingga 3 bulan.. semuanya, berjalan mulus lus lus.. ya lagi manis-manisnya.. tapi, setelah 3 bulan pacaran, dan itu adalah hal awal bagiku untuk mengetahui dia. Yaps, dia.. dia laki-laki yang aku cintai saat itu seperti apa..
            Laki-laki, hampir seluruh laki-laki yang ada di dunia ini pasti menginginkan wanita yang sempurna cantiknya.. siapa laki-laki yang tidak mau? Ya kan?!
            Dia sangat “care” banget sama aku.. bahkan, dia selalu mengkritik penampilanku kalau menurut dia tidak bagus.. ya memang beruntung punya pacar yang “care” banget sama pasangannya. Itu, termasuk impian setiap orang kayaknya..
            Tapi, makin lama, ku ngerasa kalau dia itu selalu menuntutku untuk yang lebih. Contohnya, saat ada acara – acara, pastinya kita selalu pergi ke acara-acara berdua.. Dan, itu juga yang buat dia selalu nuntut aku buat berpenampilan “woow”.. bautku, sendiri aku orang yang gak terlalu suka yang “wow”, aku suka yang simple, tapi tetap “FASHIONABLE”.
            Ternyata, sifatku yang seperti itu tidak menyatu dengan sikapnya yang selalu ingin aku berpenampilan perfect dihadapannya.
            Pernah, suatu ketika.. aku mendengra perkataan yang keluar dari mulutnya, yang benar-benar sangat menyakitkan diriku..
“ kamu itu, mesti tampil canti dong.. kalau kamu gak tampil cantik, apa kamu mau pacar kamu malah berpaling ke yang lain? Lagian, bernampilan cantik, itu. Ada untungnya, juga kan buat kamu. Kamu jadi, banyak disukain orang-orang?”
Yaps, kata-kata itu yang buat aku sadar, bahwa dia mencintai hanya kecantikan saja. Sisanya, dia gak cinta sama cinta yang udah gue buat. Sempet aku denger sebuah kata-kata
“ Cowok yang serius sayang dan cinta sama lo.. gak bakal minta yang buat lo itu jadi orang lain! Gak ! kalau ada cowok yang bilang “sayang” sama lo, tapi nuntut lo untuk berbuat lebih agak sesuai atau memenuhinya kriterianya, cowok itu gak pantes buat lo cintai. Karena dia hanya membuat lo jadi orang lain! Bukan jadi diri lo sendiri! “
            Yaps, dan saat itu, aku putusin dia.. kata-kata yang diatas emang bener.. keputusan adalah hal yang bener-bener harus lo pikirin mateng-mateng.
            “Buat apa, menjadi orang lain jika hanya ingin dicintai orang lain. Semua itu, hanyalah –percuma-. Karena, mereka mencintai sosok lain, bukan sosok asli dari dirimu” – GUE.
            SO?? Buat apa lagi lo stuck disitu? Let’s to be your self! Let’s to make happy!

THANKS

[= My smile just you =]



Hai guys.. aku mau bagiin cerpen ceritaku ini.. selamat membaca, koment nya juga boleh =]

[= MY SMILE JUST YOU =]
“ Bil, cepet pake sepatumu. Kamu bakal telat lagi nanti, Appa juga nanti telat lagi bil! “ kata Appa.
            “ Iya, ih! Bentar dulu, ini ribet sepatunya Appa.. “ Jawabku
            Lalu aku menaiki, motor yang dibawa oleh Appa..
            Appa, adalah sebutan bagi ayahku.. aku memanggilnya appa karena, sejak kecil appa yang mengajariku bahasa korea. Appa, memang pintar dalam bidang bahasa.. kata “APPA” yang berarti seorang Ayah.
            Yaps, kata itu.. kata itu yang kuganakan selama 15 tahun saat aku berbicara dengan Appa.
            “ Mah, Nabila sebel deh. Tadi, Bila telat dan dihukum suruh pidato waktu upacara senin depan. Ini gara-gara Appa..!” Kata ku dengan kesal.
            “ Terus, saja tiaphari kamu telat. Makannya, bangun pagi! Kamu tuh anak perempuan harus biasa bangun pagi! “ Jelas mamah sambil menatap ku.
            “ Au akh~ salahin aku aja terus mah! “ Jawab ku sambil berjalan menuju ke kamar ku.
            Sudah sering kali, aku terlambat. Ya, karena itu aku sebal dengan ayahku.. Setiaphari, setiap aku berangkat ke Sekolah selalu bersama Appa, karena Appa juga pergi kerja. Tempat appa bekerja searah denganku, karena itu kita selalu berangkat bersama menaiki sebuah sepeda motor yang dibawa oleh appa.
            Yap, hari-hari ku berlalu seperti biasanya, tak ada yang menarik menurutku.. Pernah, suatu ketika itu... aku bertengkar dengan ayahku.. dan itu untuk pertama kalinya aku melihat sosok ayah yang seperti itu..
            Kejadian dimulai dari, aku yang saat sedang makan malam.
            “ Ikh! Nyebelin ikh! “ Kata ku sambil, memegang sendok dengan wajah cemberut.
            “ Kamu,  makanan bukannya dimakan. Malah, diaduk-aduk begitu! “ Jelas mamah.
            “ Tau akh, aku sebel mah! “ Jawab ku.
            “ Kenapa lagi? Telat lagi.. “ Tanya mamah.
            “ iya! Terus, appa malah ngasih kado ulang tahun malah tas gambar boneka begitu. Warnanya, pink lagi! Kan aku mintanya, warna coklat, bermotif bunga. Bukan kayak gitu! “ Jelas ku yang semakin kesal.
            Saat aku, sedang bicara seperti itu, tepat sekali Appa baru saja pulang kerja.
            “ Nabilah! Kamu kenapa bicara keras seperti itu ke mamah?! “ Tanya appa dengan suara tegasnya.
            Aku hanya, bisa memandang tajam wajah Appa saat itu. Aku tak sanggup menjawab pertanyaan Appa. Sungguh, hatiku sangat perih dan kesal. Langsung saja, aku pegi ke kamar dengan meneteskan air mata. Malam, itu aku tak ada hentinya menangis.
            Mamah, mengetuk pintu ku terus, dengan berkata, “ Bil, buka pintunya. Nanti, mamah beliin tas yang kamu mau deh! Sekarang buka pintunya, kamu makan dulu! Tadi kamu kan gak makan bil!
            “ Aku gak butuh, tas kayak gitu lagi mah. Udahlah, emang mamah sama appa selalu aja, manjainnya kakak, terus.. aku gak pernah dipeduliin. Capek tau ikh! “ kataku, sambil menangis dari dalam kamar.
            Malam itu, aku benar-benar merasa bahwa, aku lah orang yang sangat tidak beruntung di dunia ini. Entah, rasanya aku ingin teriak dan mengeluarkan seluruh amarahku. Tak hanya, karena, kado yang kuharapkan tak terkabul. Tapi, aku juga kesal karena, aku sudah dapat Surat Peringatan 1 dari sekolah karena keterlambatanku yang terlalu sering.
            Ditambah lagi, teman-teman ku yang selalu mengejek ayahku.. semua itu menyangkut dikepalaku.. entah, aku harus apa, tapi yang pasti air mata ku terus mengalir..
            Keesokannya, aku bangun pagi dan langsung memakai sepatu tanpa sarapan terlebih dahulu. Mamah dan Appa, yang melihatku, mengejar ku menuju pagar. Namun, sayang aku sudah berjalan jauh.
            Beruntung saat itu, aku tidak telat lagi. Jadi, aku tidak dimarahi oleh guru – guru lagi.
            “ Tuh, kan kalau gak berangkat bareng Appa, gak telat! Coba aja, kalau berngkat bareng appa, yyaudah telat terus! “ kataku dalam hati sambil berjalan menuju kelas.
            Sepulang sekolahnya, mamah langsung mengatakan sesuatu padaku, “ kenapa tadi gak sarapan? Kamu mau sakit ya?! “ tanya mamah dengan nada marah.
            “ Tadi aku buru-buru takut telat lagi! “ jawabku, sambil melepas kaos kaki.
            “ Awas ya kamu, kalau besok gak sarapan lagi! Besok kamu minta maaf sama Appa! Appa, sedih tau gak sih liat kamu kayak gitu. Dia, sakit hati liat sikap anak kesayangannya begitu. “ jelas mamah.
            “ Iya, mah. “ jawabku.
            Keesokan paginya, aku berniat untuk berangkat sendiri dan tidak sarapan. Namun, tanpa diduga, meja makan sudah penuh dengan hidangan sarapan roti dan susu hangat. Ya, akhirnya aku menyantapnya..
            Hendak, berangkat sekolah..
            “ Bil, bareng appa yuk! “ Kata appa, yang sudah menaiki motor hendak mengajak ku untuk berangkat bersama.
            “ Iya appa. “ Jawab ku.
            Selama, di perjalanan Appa terus berbicara. Karena, saat itu beradsa di motor jadi, suara appa tidak terdengar begitu jelas di telinga ku.
            Yang kutangkap, adalah Appa, meminta maaf atas semua kesalahannya padaku. Appa, bilang pulang kerja nanti dia akan memberiku hadiah. Mendengar semua, perkataan Appa, yang tidak begitu jelas membuat hatiku tiba-tiba sakit. Tanpa sadar, aku meneteskan air mata.
            Ketika, sampai di Sekolah. Sebelum aku berjalan meuju pagar, aku berkata, “ Appa, maafkan Nabilah ya! Nabilah, gak sepantasnya bersikap seperti yang kemarin ke mamah sama appa. Nabilah, minta maaf. “ kata ku sambil mencium tangan Appa.
            “ Iya Nabilah anak ayah yang paling cantik. “ Jawab ayah sambil mengelus kepalaku dengan senyuman yang sangat-sangat tak terlupakan bagiku.
            “ Kalau, gitu Bila masuk dulu ya Appa! Saranghae Appa! Anyeong! “ Kata ku sambil berjalan dan melambaikan tanagn kepada Appa, dengan senyuman yang ku berian paling indah untuk Appa.
            Selama, pelajaran dimulai hatiku terus gelisah. Entah, kenapa tiba-tiba hatiku merasa aneh. Tepat Pukul, 04.00 sore. Ketika aku hendak ingin pulang bersama-sama teman-temanku. Mr. Radit menghampiriku.
            “ Nabilah, ikut bapak sebentar!” kata Mr. Radit sambil memegang tanganku.
`           “ Tapi, pak saya mau pulang pak! “ Jawab ku.
            “ Kamu, nanti bapak antar pulang. Yang penting, sekarang kamu ikut bapak dulu. “
            Akhirnya, aku menuruti perkataan Mr. Radit.. sesampai di ruanagn Mr. Radit, dia menjelaskan semua yang terjadi saat itu.
            Hatiku, remuk.. Hancur.. Aku seperti buta seketika, entah saat itu aku merasa bumi tak emiliki gaya gravitasi lagi sehingga untuk ku berdiri tegap saja tak sanggup..
            “ Aaa... App...... Apppa..... Appa......! “ kataku, dengan hati yang benar-benar hancur..
            Langsung saja, aku berlari keluar dari sekolah. Teman-temanku yang sedang berjalan santai, ku lewati.. Sungguh hati dan jiwaku terasa hilang.. berlari sekencang saat itu, tak mengubah suasana hati yang benar-benar tertusuk hingga hancur..
            Semua mata tertuju padaku, mata bingung mengapa aku berlari begitu kencangnya, dengan wajah yang basah dengan air mata. Jarak sekolah, yang sekitar 2 km dari rumahku, ku lewati dengan berlari..
            Sesampai di rumah, ada sebuah mobil Ambulance dan sebuah mobil polisi. Entah, aku tak bisa menerima keadaan saat itu, mataku bingung harus menatap apa.. hatiku gelisah, harus melakukan apa..
            Sesosok wanita dengan memgang tisu dan menangis dengan harunya, menghampiriku yang sedang berdiri di dekat pagar.
            “ Nabilah... Appa!! Appa, meninggal!! “ Kata mamah, dengan memeluk ku erat.
            Aku tak tahu harus menjwab apa, bahkan, bibirku terasa seperti terbuat dari besi.. sulit sekali bagiku untuk mengeluarkan sepatah kata pada saat itu..
            “ Ada apa ini? Kenapa ini? Ini mimpi? Tuhan.. jika ini mimpi bangunkan aku kumohon! Kumohon ini mimpi... “ Kataku dalam hati.
            Aku berjalan masuk ke rumah, dan tepat saat aku masuk. Sesosok mayat, sedang terbaring.. aku tak sanggup, untuk berdiri, tubuh ini terasa berat. Tangan, yang bergerak menyentuh pipi tangan mayat itu yang terasa sangat dingin.
            Kubuka, kain penutup wajah nya. Sontak, sangat membuat aku terkejut. Terasa seperti aku sedang dibunuh hidup-hidup. Ternyata, dibalik sebuah kain tersebut adalah wajah yang ku kenali.. 
            Wajah yang, tadi pagi ku beri senyuman paling terindah..
            Sebuah, kesakitan bagiku... tak kuasa, menahan segalanya, aku pun terpingsan. Entah, dalam mimpi saat itu sesosok pria tua yang samar wajahnya menghampiri ku dan berkata, “ Nabilah, Appa sayang Bila.. Appa berterimakasih untuk semuanya, kamu sudah jadi anak Appa yang pintar, cantik, dan segalanya bagi Appa. Sekarang, Appa, tak bisa memeluk hangat kau lagi. Jaga dirimu! Jaga mamah, jaga juga kakakmu! Nabilah, anak Appa. Saranghae Nabilah! Anyeong!”.
            Tepat, sesosok pria itu menghilang dari mimpiu.. aku pun terbangun dari pingsanku.. tetap, saja aku menangis..
            Appa, meninggal karena kecelakaan. Kecelakaan itu terjadi, ketika.. Tiba-tiba motor Appa berhenti dan Appa turun dari motor untuk mengambil sebuah kotak hadiah.. dan dari arah belakang, ada mobil yang menghantam Appa. Sehingga tubuh Appa telempar hingga sejauh 5 meter.
            Itulah, penjelasan yang aku dapat. Dan, polisi yang berada di rumahku saat itu memeberiku sebuah kotak hadiah..
            Ketika, aku membukanya, betapa aku tak terkejut.. isinya, adalah sebuah tas yang aku dambakan dengan sebuah foto keluarga yang baru di cetak. Dengan sebuah surat terselip di sampingnya.
            Surat itu berisi kan, “ Nabilah, Appa sayang Bila.. Appa berterimakasih untuk semuanya, kamu sudah jadi anak Appa yang pintar, cantik, dan segalanya bagi Appa. Sekarang, Appa, tak bisa memeluk hangat kau lagi. Jaga dirimu! Jaga mamah, jaga juga kakakmu! Nabilah, anak Appa. Saranghae Nabilah! Anyeong!”.
            Membaca, isi surat itu. Langsung emebuat ku teringat dengan mimpiku.. mungkinkah...
            Dan kejadian, itu sudah berlalu selama 10 tahun.. Kini, aku Nabilah sudah tumbuh menjadi wanita yang dewas dan hebat. Berkat, keluarga aku bisa seperti ini..
            Mamah, dan kakak yang selalu ku jaga sampai kapanpun.. karena, mereka adalah nafas ku, mereka adalah alasan kenapa aku bisa berdiri..
            Kejadian, terpuruk memang memberi kita sebuah kesakitan, namun, itu adalah sebuah pelajaran bahwa, kita harus memperbaikinya. Itulah yang ayah ajarkan, padaku.. Tas, yang berlumur darah terpajang di kamarku, tepat disebalah foto ayah =’]
“ SARANGHAE APPA.. “
THE END




           
           

Selasa, 18 Februari 2014

Lirik lagu Greyson Chance + Translate

lirik lagu Geyson Chance - Waiting Outside The Lines + Translate


You’ll never enjoy your life,
living inside the box
You’re so afraid of taking chances,
how you gonna reach the top?
 
Rules and regulations,
force you to play it safe
Get rid of all the hesitation,
it’s time for you to seize the day

Instead of just sitting around
and looking down on tomorrow
You gotta let your feet off the ground,
the time is now

I’m waiting, waiting, just waiting,
I’m waiting, waiting outside the lines
Waiting outside the lines
Waiting outside the lines

Try to have no regrets
even if it’s just tonight
How you gonna walk ahead
if you keep living behind

Stuck in my same position,
you deserve so much more
There’s a whole world around us,
just waiting to be explored

Instead of just sitting around
and looking down on tomorrow
You gotta let your feet off the ground,
the time is now, just let it go

The world will force you to smile
I’m here to help you notice the rainbow
Cause I know,
What’s in you is out there

I’m waiting, waiting, just waiting,
I’m waiting, waiting outside the lines
Waiting outside the lines
Waiting outside the lines

I’m trying to be patient (I’m trying to be patient)
the first step is the hardest (the hardest)
I know you can make it,
go ahead and take it

I’m Waiting, waiting, just waiting I’m waiting
I’m waiting, waiting, just waiting
I’m waiting, waiting outside the lines
Waiting outside the lines
Waiting outside the lines

You’ll never enjoy your life
Living inside the box
You’re so afraid of taking chances,
How you gonna reach the top?




translate Indonesian :

Kau tidak akan pernah menikmati hidupmu,
hidup di dalam kotak
kau begitu takut mengambil resiko,
bagaimana kau akan mencapai puncak?

Aturan dan peraturan,
memaksamu untuk bermain aman
menyingkirkan semua keraguan tersebut,
sudah waktunya bagimu untuk merebut hari

Daripada hanya duduk di sekitar
dan melihat ke bawah pada esok hari
kau harus membiarkan kakimu dari tanah,
sekarang waktunya

Aku menunggu, menunggu, menunggu,
Aku menunggu, menunggu di luar garis
Menunggu di luar garis
Menunggu di luar garis

Cobalah untuk tidak ada penyesalan
bahkan jika itu hanya malam ini
bagaimana kau akan berjalan di depan
jika kau terus hidup dalam kebutaan

Terjebak di posisi yang sama,
kau pantas menerima lebih jauh
ada seluruh dunia di sekitar kita,
hanya menunggu untuk dijelajahi

daripada hanya duduk di sekitar
dan melihat ke bawah pada esok hari
 kau harus membiarkan kakimu dari tanah,
sekarang waktunya, hanya membiarkannya pergi

Tak ingin memaksamu untuk tersenyum
Aku di sini untuk membantumu melihat pelangi
Karena aku tahu, apa yg ada dlm dirimu di luar sana

Aku menunggu, menunggu, menunggu,
Aku menunggu, menunggu di luar garis
Menunggu di luar garis
Menunggu di luar garis

Aku mencoba untuk bersabar 
langkah pertama adalah yang paling sulit
aku tahu kau bisa membuatnya,
maju dan ambillah

Aku Menunggu, menunggu, hanya menunggu aku menunggu
Aku menunggu, menunggu, menunggu
Aku menunggu, menunggu di luar garis
Menunggu di luar garis
Menunggu di luar garis

Kau tidak akan pernah menikmati hidupmu
Hidup di dalam kotak
Kau begitu takut mengambil risiko,
Bagaimana kau akan mencapai puncak?
 
 
 
 
 
TERIMAKASIH TELAH MEMBACA =]

Alika - Aku Pergi

Lagu ini cocok sama kisahku, yang sebentar lagi akan wisuda dan berpisah dengan sahabat-sahabat tercinta untuk mengejar mimpinya masing-masing.. =D =]
selamat melihat liriknya.. makasi udah buka =D ^^

~ ALIKA - AKU PERGI ~

Aku pergi bukan berarti tak setia
Aku pergi demi untuk cita-cita
Maaf bila mungkin kita harus terpisah
Relakanlah mungkin ini sudah takdirnya

Ku tak ingin ada benci
Ku tak ingin ada caci
Yang ku ingin kita selalu baik-baik saja

Kenangan kita takkan ku lupa
Ketika kita masih bersama
Kita pernah menangis, kita pernah tertawa
Pernah bahagia bersama

Semua akan selalu ku ingat
Semua akan selalu membekas
Kita pernah bersatu dalam satu cinta
Dan kini kita harus terpisah
Aku pergi ..

Aku pergi ..
Aku pergi ..

Ku tak ingin ada benci
Ku tak ingin ada caci
Yang ku ingin kita selalu baik-baik saja

Kenangan kita takkan ku lupa
Ketika kita masih bersama
Kita pernah menangis
Kita pernah tertawa
Pernah bahagia bersama

Semua akan selalu ku ingat
Semua akan selalu membekas
Kita pernah bersatu dalam satu cinta
Dan kini kita harus terpisah
Aku pergi ..

Aku pergi bukan berarti tak setia Aku pergi demi untuk cita-cita Maaf bila mungkin kita harus terpisah Relakanlah mungkin ini sudah takdirnya Ku tak ingin ada benci Ku tak ingin ada caci Yang ku ingin kita selalu baik-baik saja Kenangan kita takkan ku lupa Ketika kita masih bersama Kita pernah menangis, kita pernah tertawa Pernah bahagia bersama Semua akan selalu ku ingat Semua akan selalu membekas Kita pernah bersatu dalam satu cinta Dan kini kita harus terpisah Aku pergi .. Aku pergi .. Aku pergi .. Ku tak ingin ada benci Ku tak ingin ada caci Yang ku ingin kita selalu baik-baik saja Kenangan kita takkan ku lupa Ketika kita masih bersama Kita pernah menangis Kita pernah tertawa Pernah bahagia bersama Semua akan selalu ku ingat Semua akan selalu membekas Kita pernah bersatu dalam satu cinta Dan kini kita harus terpisah Aku pergi ..

dari: http://iniliriklagunya.blogspot.com/2013/11/lirik-lagu-alika-aku-pergi.html
salam kenal ya :
Aku pergi bukan berarti tak setia Aku pergi demi untuk cita-cita Maaf bila mungkin kita harus terpisah Relakanlah mungkin ini sudah takdirnya Ku tak ingin ada benci Ku tak ingin ada caci Yang ku ingin kita selalu baik-baik saja Kenangan kita takkan ku lupa Ketika kita masih bersama Kita pernah menangis, kita pernah tertawa Pernah bahagia bersama Semua akan selalu ku ingat Semua akan selalu membekas Kita pernah bersatu dalam satu cinta Dan kini kita harus terpisah Aku pergi .. Aku pergi .. Aku pergi .. Ku tak ingin ada benci Ku tak ingin ada caci Yang ku ingin kita selalu baik-baik saja Kenangan kita takkan ku lupa Ketika kita masih bersama Kita pernah menangis Kita pernah tertawa Pernah bahagia bersama Semua akan selalu ku ingat Semua akan selalu membekas Kita pernah bersatu dalam satu cinta Dan kini kita harus terpisah Aku pergi ..

dari: http://iniliriklagunya.blogspot.com/2013/11/lirik-lagu-alika-aku-pergi.html
salam kenal ya :)vvv
Aku pergi bukan berarti tak setia Aku pergi demi untuk cita-cita Maaf bila mungkin kita harus terpisah Relakanlah mungkin ini sudah takdirnya Ku tak ingin ada benci Ku tak ingin ada caci Yang ku ingin kita selalu baik-baik saja Kenangan kita takkan ku lupa Ketika kita masih bersama Kita pernah menangis, kita pernah tertawa Pernah bahagia bersama Semua akan selalu ku ingat Semua akan selalu membekas Kita pernah bersatu dalam satu cinta Dan kini kita harus terpisah Aku pergi .. Aku pergi .. Aku pergi .. Ku tak ingin ada benci Ku tak ingin ada caci Yang ku ingin kita selalu baik-baik saja Kenangan kita takkan ku lupa Ketika kita masih bersama Kita pernah menangis Kita pernah tertawa Pernah bahagia bersama Semua akan selalu ku ingat Semua akan selalu membekas Kita pernah bersatu dalam satu cinta Dan kini kita harus terpisah Aku pergi ..

dari: http://iniliriklagunya.blogspot.com/2013/11/lirik-lagu-alika-aku-pergi.html
salam kenal ya :)

Selasa, 11 Februari 2014

TWO PEOPLE - Park Jung Hyun

Hai guys~ ^^
nih, aku kasih lirik lagu fav aku " TWO PEOPLE " + translate indonesiannya ^^
gara" di google gk ketemu translatenya, akhirnya aku translate'n deh :) :D
happy read guys ! ^^

~  TWO PEOPLE ~



ichin haruga gago dalbich arae
du saram hanaui geurimja nun
gameumyeon jabhil deut aryeonhan
haengbogi ajig jeogi itneunde
sangcheo ibeun maeumeun neoui
kkum majeo geuneureul deuriwodo
gieog haejwo apeudorog sarang
haneun sarami gyeote itdaneun geol
ttaeroneuni giri meolgeman boyeodo
seogeulpeun maeume nunmuri heulleodo
modeun iri chueogi doel ttaekkaji uri du
saram seoroui shwil goshidoe eo juri
neowa hamkke georeul ttae eodiro
gaya halji giri boiji anheul ttae
gieog halge neo hana maneuro nuni
bushi deon geu narui sesangeul
yeojeonhi seotulgo tto bujog hajiman
eonje kkajina ne gyeote isseulge
kamkamhan bam gireul ilhgo hemaedo
uri du saram seoroui
deung buridoe eo juri
meon hutnal mujigae jeo neomeoe uriga
chatdeon kkum geogi eobtda haedo
geudaewa na hamkke bonaeneun jigeumi
shigan deuri naegen geuboda
deo sojunghan geol
ttaeroneuni giri meolgeman boyeodo
seogeulpeun maeume nunmuri heulleodo
modeun iri chueogi doel ttaekkaji uri du
saram seoroui shwil goshidoe eo
seotulgo tto bujog hajiman
eonje kkajina gyeote isseulge
mojin baram tto dashi bureo wado uri
du saram jeo geochin seworeul jina gari


translate indonesian :

Setelah melewati hari yang melelahkan, di bawah
moonlight, dua orang menjadi satu bayangan
Sebuah kebahagiaan yang samar-samar yang tampaknya
dicapai masih di sana

Bahkan jika hati saya bekas luka gips
bayangan pada impian Anda
PLease ingat bahwa seseorang, yang
mengasihi Anda sampai itu menyakitkan, terletak di sebelah Anda

Meskipun jalan ini tampaknya jauh kadang-kadang,
bahkan jika Anda meneteskan air mata keluar dari kesedihan
Sampai semuanya menjadi memori,
mari kita menjadi tempat peristirahatan masing-masing


Ketika aku berjalan dengan Anda, ketika saya tidak bisa
melihat di mana saya harus pergi atau jalan aku di
Aku akan ingat dunia hari itu ketika
semuanya terpesona dengan hanya Anda sendiri

Aku masih canggung dan saya kurang tetapi
sampai selalu, aku akan berada di sisi Anda
Pada suatu malam yang gelap, e
ven jika kita hilang dan
mengembara, mari kita menjadi ringan masing-masing

Pada hari-hari jauh ke depan,
bahkan jika mimpi kita cari
untuk tidak melewati pelangi
Waktu yang dihabiskan dengan Anda benar
sekarang lebih berharga bagiku


Meskipun jalan ini tampaknya jauh kadang-kadang,
bahkan jika Anda meneteskan air mata keluar dari kesedihan
Sampai semuanya menjadi memori,
mari kita menjadi tempat peristirahatan masing-masing

Aku masih canggung dan saya kurang tetapi
sampai selalu, aku akan berada di sisi Anda
Bahkan jika angin berhembus kejam lagi, kita
akan mengatasi masa sulit bersama-sama
 
 

Senin, 03 Februari 2014

KENANGAN AKHIR SEKOLAH

baca, cerita ini membuatku terharu.. dengan aku dan teman-temanku yang sebentar lagi akan berpisah jauh.. untuk saling menggapai impian dan cita-cita..
baca dulu =} baru koment ya =D




3 tahun, 36 bulan,
144 minggu, 1008 hari,
rasanya belum puas aku menikmati hari dengan kalian
tak ada yang tak membekas saat-saat kita bersama
semua teramat mengenang

apakah kalian masih ingat ?
kita pernah tertawa bersama
kita pernah saling berbagi
kita pernah saling menyayangi
kita pernah membela ketika ‘salah’ menghampiri diantara kita semua
terekam dalam pribadi masing-masing
banyak hal yang kita lakukan pada masa itu
jungkir balik persahabatan bahkan percintaan

saat guru marah,
telat ke sekolah,
telat upacara,
setrap guru,
cabut sekolah,
suasana kelas seperti pasar,
bernarsis ria bareng temen-temen,
kisah romantis,
cinta lokasi,
ataupun di khianati pacar.

awal perkenalan yang indah
berlanjut kedalam sebuah persahabatan
yang mendominasikan cerita cinta
terasa begitu indah

saat ujian demi ujian bermunculan
tetap berusaha memberikan yang terbaik
segala konflik persahabatan bermunculan
inilah arti persahabatan sedang diuji
sahabat sejati takkan pernah mati

ujian demi ujian kita lalui bersama
kita atasi dengan berbagi
walaupun berbeda tapi kita tetap satu yaa..
satu satu tujuan yaitu LULUS

sebuah pilihan yang indah berakhir dengan perpisahan
semua begitu nyata saat kelulusan itu seperti membelah 2 dunia
memisahkan kita mengakhiri cerita kita disekolah tercinta itu
menutup lembaran terakhir buku kenangan itu
kini hanya menjadi kenangan manis
terukir berjuta-juta kenangan di dinding sekolah
tiap sudut memiliki cerita
gerbang yang dulu slalu menyapa selamat datang
dikala pagi pulang sambil bermain sapa dan canda tawa
teman berseragam takkan terdengar lagi.

BALLET IS MY LIFE ~

hai, pembaca blog setiaku =}nih, ada cerpen buatan aku.. sebenrnya gak cerita nyata.. cintanya aja yang sama.. ini masih bersambung baca kelanjutannya.. nanti aku lanjutin.,. oke (y) =]
^^BALLET IS MY LIFE ^^
  IN LOVE 

            “Shin cepat bangun, kita harus ke bandara sekarang!” Kata bunda Jessica, sambil menggoyang-goyangkan tubuh Shin yang sedang tertidur.
             Akhirnya, Shin pun bangun, dan dia baru menyadari bahwa dia harus pergi ke Bandara. Kemudian, Shin benar – benar sangat panik, karena dia takut jika dia dan bunda Jessica ketinggalan penerbangan pesawat menuju ke Seoul. Setelah mandi dan memakai baju, Shin dan bunda langsung pergi ke Bandara. Sesampainya mereka di Bandara, mereka sangat lega karena pesawat yang terbang menuju ke Seoul belum lepas landas.
            Ketika di dalam Pesawat Shin tidak duduk di sebelah bunda Jessica, melainkan duduk di sebelah remaja laki-laki yang sebaya dengannya. Pesawat pun lepas landas, dalam perjalanan Shin gadis yang selalu ceria tiba-tiba merasa bosan.
             Akhirnya Shin menyapa orang yang duduk di sebelahnya, Shin mengatakan “Halo, apa kabar?”.
             “Baik”, remaja laki-laki itu menjawab dengan bingung. Tiba-tiba Shin kaget melihat remaja laki-laki yang duduk di sebelahnya memegang sebuah brosur, yang juga Shin miliki. Awalnya Shin tidak yakin jika brosur yang dipegang oleh remaja laki-laki itu sama dengan miliknya.
            Akhirnya karena rasa penasaran Shin bertanya kepada remaja laki-laki itu, “Maaf, apakah brosur itu adalah milikmu?”, tanya Shin sambil menunjuk ke arah brosur itu.
            “Iya ini milikku, memang kenapa?” tanya remaja laki-laki itu dengan bingung.
            “Aku juga memiliki brosur, yang sama dengan milikmu itu, dan brosur itu adalah brosur tentang Art School Seoul, dan yang memilikinya hanya siswa-siswa dari Art School Seoul saja.” Jelas Shin.
            Kemudian remaja laki-laki itu mengatakan, “tanpa kau memberitahuku aku sudah tahu, karena aku adalah siswa dari Art School Seoul.”
            “Apa? Kau siswa di Art School Seoul, aku juga siswi dari Art School.” Jelas Shin
            “Benarkah? Tapi, aku ini baru akan bersekolah disana besok, karena aku adalah siswa baru.” Remaja laki-laki itu menjelaskan.
            “Aku juga siswi baru disana, dan aku juga akan bersekolah disana besok.” Kata Shin dengan gembira.
            Kemudian mereka saling berkenalan, “perkenalkan namaku Lee Shin hye, panggil saja Shin dan umurku 13 tahun.” Kata Shin sambil memperkenalkan diri.
            “kalau namaku adalah Kim Yong Hwa, panggil saja Yong Hwa, dan umurku juga sama sepertimu 13 tahun.” Kata Yong Hwa.
            Selama itu mereka mengobrol-ngobrol, dan sepertinya Shin menemukan teman baru, padahal sebelum-sebelumnya dia berfikir jika dia pindah ke Seoul, dia tidak akan mempunyai teman.tanpa disadar Pesawat sudah mendarat di Bandara Seoul, pada pukul 11.00 siang waktu Seoul. Ketika sudah keluar dari pesawat, Shin berteriak kepada Yong Hwa, “Yong Hwa aku senang bertemu denganmu, semoga kita dapat bertemu lagi.”
            Yong Hwa yang melihatnya hanya bersenyum manis. Bunda Jessica yang melihatnya bingung, “Siapa dia, apakah kau mengenalnya?” tanya bunda Jessica kepada Shin.
            “Dia itu Kim Yong Hwa, aku mengenalnya saat tadi di pesawat. Ternyata dia itu siswa yang akan bersekolah di Art School Seoul, yang sama denganku bun.” Jelas Shin.
            Tiba-tiba datang mobil, menuju bunda Jessica dan Shin. Lalu keluar seorang pria dewasa bernama Pak Jung, dia adalah supir pribadi papah Shin. “Nyonya maafkan saya, karena saya telat menjemput anda dan nona Shin, maafkan saya.” Kata Pak Jung, sambil membungkukan badan ke arah bunda jessica.
            “Tidak apa-apa, baiklah sekarang antar kami untuk pulang ke rumah!” kata bunda Jessica dengan suaranya yang lembut.
            Kemudian, mereka pulang dengan diantarkan mobil. Di perjalanan Shin yang baru pertama kali ke Seoul menengok ke jendela,  untuk melihat keadaan kota Seoul. Shin sangat senang berada di Seoul karena di Seoul, indah dan lingkungannya bersih tidak seperti di Jakarta. Akhirnya, mereka sampai di rumah, Shin langsung keluar untuk bertemu dengan Ayahnya. Shin langsung memeluk ayahnya, dengan berkata “ayah aku sangat rindu pada ayah”.
            Bunda Jessica, yang melihat mereka berdua tersenyum manis. “Kalian berdua, apakah kalian capek?” tanya ayah Lee Min Hoo.
            “Tidak, kami tidak capek sama sekali kami justru sangat senang.” Kata bunda Jessica.
            “Ayah aku ingin melihat kamar baruku, sekarang!” kata Shin.
            “Baiklah, kalau begitu ayo kita naik ke lantai 2, untuk melihat kamar barunya Shin!” ajak ayah Lee Min Hoo dengan senang.
            Ketika, Shin melihat kamar barunya Shin kaget dan merasa senang, karena kamar barunya bernuansa Ballet, dengan warna kesukaan Shin yaitu warna Pink, dan Putih. “Ayah, kau hebat sekali, kamar ini sangat bagus aku benar-benar sangat mencintai kamar ini.” Puji Shin kepada ayah Lee Min Hoo.
            “Tentu saja, siapa dulu ayah Min Hoo.” Kata ayah Lee Min Hoo kepada Shin.
            Kemudian, mereka turun ke lantai 1,  ke ruang makan. Ketika mereka sekeluarga sedang makan siang, Ayah Min Hoo memberitahukan kepada Shin bahwa, “ Shin nanti malam teman ayah akan kesini, dia memiliki anak perempuan yang seumur denganmu, ayah ingin kau bisa berkenalan dengannya.”
            “Anak perempuan? Baiklah kalau begitu.” Kata Shin dengan senang.
Ketika malam harinya.
            Teman ayah Min Hoo datang ke rumah. “Shin cepat turun teman ayah sudah datang!” Suruh ayah Min Hoo kepada Shin.
            Ketika Shin sudah turun dari kamarnya, Shin melihat anak perempuan itu. Kemudian, ayah Min Hoo memperkenalkan keluarga temannya tersebut kepada Shin. “ Shin, ini teman ayah namanya pak Kim Min Hyuk, ini istrinya bernama Kim Soon Yi, dan ini anaknya yang sebaya denganmu yang bernama Kim Soo Hyun.” Jelas ayah Min Hoo kepada Shin.
            “Halo, senang bertemu dengan kalian.” Kata Shin kepada keluarga pak Min Hyuk.
            “Kami juga senang bertemu denganmu Shin.” Kata ibu Soon Yi.
            Ayah Min Hoo menjelaskan kepada Shin bahwa pak Kim Min Hyuk, adalah presdir dari perusahaan yang juga ternama di Korea Selatan, dan Shin harus memanggil pak Kim Min Hyuk dengan sebutan Paman, sedangkan kepada istrinya, Shin harus memanggil dengan sebutan Bibi.
            Ketika Paman Kim sedang berbincang-bincang dengan Ayah Min Hoo, dan bibi Soon Yi berbincang-bincang dengan bunda Jessica. Shin dan Soo Hyun, saling tersenyum, kemudian Shin menanyakan sesuatu kepada Soo Hyun, “Dimana kau bersekolah?” tanya Shin.
            “Aku bersekolah di Art School Seoul.” Jelas Soo Hyun.
            “Benarkah? Besok aku juga akan mulai bersekolah disana. Kau kelas berapa?” tanya Shin dengan penasaran.
            “Aku kelas 2 SMP.” Jelas Soo Hyun.
            “Wah, ternyata kita seumuran ya. Aku berharap, besok ketika aku masuk ke sekolah, aku bisa satu kelas denganmu.” Kata Shin dengan senang.
            Soo Hyun hanya tersenyum mendengar perkataan dari Shin. Sepertinya, Shin sangat senang dengan Soo Hyun. Menurutnya, Soo Hyun adalah gadis yang baik. Pada pukul 09.00 malam waktu Seoul, keluarga Paman Kim pulang dari rumah Shin.
            Besoknya.
            Ketika, pagi hari, Shin bangun lebih cepat dari biasanya, dia melakukan itu karena dia tidak ingin telat berangkat ke sekolah barunya tersebut. Shin berangkat ke sekolah diantarkan oleh Pak Jung, menggunakan mobil. Sesampainya Shin di sekolah barunya, ketika Shin turun dari mobil, Shin merasa sedikit aneh dengan siswa-siswi di sekolah barunya tersebut karena mereka melihat Shin dengan tampang bingung. Ketika Shin berjalan untuk pergi ke ruangan Kepala Sekolah, siswa-siswi Art School Seoul masih saja memandanginya.
            Sesampainya Shin di ruangan Kepala Sekolah, Shin disambut oleh Kepala Sekolah Art School Seoul. Ketika Shin, masuk ke ruangan Kepala Sekolah, Shin melihat Kim Yong Hwa, sedang duduk di bangku, kemudian Shin mengatakan kepada Yong Hwa, “Hai, Yong Hwa, kita bertemu lagi.” Sapa Shin dengan gembira.
            “Hai, iya kita bertemu lagi Shi.. Shin.” Sapa Yong Hwa yang lupa dengan namanya Shin.
            “Kalian sudah saling kenal?” Tanya Kepala Sekolah kepada mereka berdua.
            “Iya kami sudah saling kenal.” Jelas mereka berdua.
            “Dimana, kalian berkenalan?” Tanya Kepala Sekolah.
            “Kami, berkenalan di Pesawat, saat kami pindah dari Indonesia ke Seoul.” Jelas Shin.
            “Oh, begitu. Baguslah kalau kalian sudah saling mengenal, jadi ibu tidak perlu memperkenalkan kalian berdua lagi.” Kata Kepala Sekolah.
            Kemudian, Kepala Sekolah memberitahukan kepada Shin dan Yong Hwa bahwa mereka akan masuk ke kelas yang sama yaitu, kelas VIII A. Bel pun berbunyi, “Ring....”
            Siswa-siswi semuanya masuk ke kelasnnya masing-masing untuk memulai pelajaran. Sedangkan, Shin dan Yong Hwa harus masuk ke kelas baru mereka yaitu, kelas VIII A. Ketika mereka berdua masuk dan anak-anak di kelas mereka bingung melihat mereka berdua. Lalu, ibu Yuri sebagi wali kelas VIII A dan juga sebagai guru seni, memperkenalkan mereka berdua kepada anak-anak. “Anak-anak, sekarang kalian akan memiliki teman baru.” Jelas Ibu Yuri.
            “Shin, perkenalkan dirimu kepada teman-teman baru ini.” Suruh Ibu Yuri.
            “Halo, semuanya! Perkenalkan namanku Lee Shin Hye, umurku 13 tahun dan aku berasal dari Indonesia. Memang namaku bermarga Lee itu karena, ayahku adalah orang korea, namun ibuku adalah orang Indonesia. Aku harap kalian bisa menerimaku dan bisa menjadi temanku. Terima kasih.” Shin memperkenalkan sambil membungkukan badannya.
            Kemudian, gantian dengan Yong Hwa yang memperkenalkan dirinya. “Halo, Semuanya! Perkenalkan namaku Kim Yong Hwa, dan umurku 13 tahun dan aku berasal dari Korea. Namun, 3 tahun yang lalu aku tinggal di Indonesia, karena urusan pekerjaan ayahku. Aku harap kalian bisa membantuku, menerimaku, dan bisa mejadi temanku. Terima kasih.” Yong Hwa memperkenalkan diri, sambil membungkukan badannya.
            “Anak-anak, mereka berdua telah memperkenalkan diri ibu berharap kalian bisa menjadi teman mereka.” Kata ibu Yuri kepada anak-anak.
            “Shin, Yong Hwa, kalian bisa duduk di belakang sana, di belakang sana ada dua bangku yang kosong!” Suruh, bu Yuri dengan lembut.
            “Baik, bu.” Kata Shin dan Yong Hwa.
            Ketika, Shin dan Yong Hwa duduk di tempat duduk  mereka, salah seorang siswi yang duduk di depan mereka menghadap ke belekang, dan berkata “Hai, namaku Park Hae Joo, panggil saja Hae Joo, nanti di waktu istirahat main bersamaku ya Shin!” Kata Hae Joo.
            “Ya.” Jawab Shin.
            Ketika, Shin mengeluarkan buku pelajarannya, dia baru menyadari bahwa dia satu kelas dengan Kim Soo Hyun. Ketika, dia melihat Kim Soo Hyun yang duduk di barisan paling depan Shin langsung memanggil, “Soo Hyun.” Panggil Shin Kepada Soo Hyun.
            Namun, Soo Hyun tidak menengok ke Shin, justru Shin dimarahi oleh Pak, Suk Hyun. “Shin, kenapa kau memanggil Soo Hyun?” tanya Pak Suk Hyun kepada Shin, dengan nada sedikit marah.
            Wajahnya langsung merah karena malu, “Maafkan saya pak, saya hanya ingin memanggil Soo Hyun saja.” Jawab, Shin dengan menundukkan kepalanya.
            Anak-anak yang mendengar dan melihat Shin langsung ketawa namun, dengan nada yang kecil. Sedangkan Soo Hyun hanya diam. Pelajaran bahasa Inggris adalah pelajaran yang menyenangkan bagi Shin, namun karena gurunya Pak Suk Hyun yang Galak jadi terasa menegangkan.
            Setelah, pelajaran bahasa inggris berakhir. Kemudian, pelajaran Matematika, yang mana adalah pelajaran yang sangat Shin dan Soo Hyun sukai. Guru Matematika adalah Ibu Gyu Won, ibu Gyu Won adalah ibu idola para Siswa-siswi di Art School Seoul yang kedua, setelah ibu Yuri. Pada awal pelajaran Matematika, ibu Gyu Won menyapa terlebih dahulu Shin dan Yong Hwa, karena mereka adalah siswa-siswi baru di Art School Seoul.
            Pelajaran Matematika pun berakhir, bel istirahat berbunyi. Anak-anak pun keluar dari kelasnya masing-masing. Soo Hyun, pergi ke Perpustakaan, sedangkan Shin dan Yong Hwa berada kelas karena mereka tidak tahu ingin melakukan apa. Tiba-tiba anak-anak dari kelasnya dan dari kelas lain mengerubuti Shin dan Yong Hwa, mereka mengajak berkenalan. Banyak sekali anak perempuan yang mengatakan Yong Hwa sangatlah ganteng.
            Di Perpustakaan, ketika Soo Hyun sedang memebaca buku, tiba-tiba Jai Bin datang, dan membuat Soo Hyun kaget. “ Soo Hyun, di kelasmu ada anak baru ya?” tanya Jai Bin.
            “Ya, memang kenapa?” tanya Soo Hyun.
            “Siapa nama mereka berdua?” tanya Jai Bi dengan penasaran.
            “Nama anak perempuan yang baru itu bernama Lee Shin Hye, sedangkan anak laki-laki yang baru itu bernama Kim Yong Hwa.” Jelas Soo Hyun.
            “Oh, begitu ya!” kata Jai Bi
            Ketika, mereka berdua sedang bercakap-cakap Pak Choi memarahi mereka karena dianggap berisik dan mengganggu suasana di Perpustakaan. Akhirnya, mereka berdua pergi dari perpustakaan. Soo Hyun dan Jai Bi berjalan berdua, Jai Bi ingin ke kelas Soo Hyun, karena dia ingin melihat Shin dan Yong Hwa.
            Sesampainya, Soo Hyun dan Jai Bi di kelas. Jai Bi langsung melihat Shin dan Yong Hwa sedang berbincang-bincang dengan anak-anak lainnya. Jai Bi, yang tadinya ingin berkenlan dengan Shin dan Yong Hwa tidak jadi, karena mereka sedang berbincang-bincang dengan anank-anak lainnya. Jadi, Jai Bi rasa dia ingin berekenalan dengan Shin dan juga Yong Hwa lain waktu Saja.
            Bel, pun berbunyi lagi. Anak-anak pun masuk ke kelasnya masing-masing pelajaranpun dimulai kembali. “Sekarang pelajaran apa, Hae Joo?” tanya Shin.
            “Pelajaran Seni.” Jawab Hae Joo.
            Anak-anak sangat senang ketika, bu Yuri masuk ke kelas. Karena pelajaran seni adalah pelajaran terfavorite di Art School Seoul, karena dari itu juga bu Yuri menjadi guru idola nomor 1 di Art School. Ketika, pelajaran Seni dimulai, bu Yuri menanyakan kepada anak-anak “ apa yang kalian ingin lakukan? Apakah menyanyi, menari, atau kalian ingin dance sekarang?”tanya bu Yuri kepada anak-anak.
            “Kami, ingin melakukan semuanya, bu.” Kata Hae Joo dengan kencang.
            “Kalau begitu, bagaimana jika sekarang kita belajar menari saja?” tanya Bu Yuri.
            “Ok!” Kata anak-anak dengan gembira.
            Kemudian, mereka semua pergi ke ruangan ganti baju untuk mengganti baju dengan baju yang mereka bawa masing-masing. Shin dan Yong Hwa tidak membawa baju, karena mereka tidak tahu, kalau di Art School Seoul harus membawa baju jika ada pelajaran seni. Akhirnya, Hae Joo meminjamkan bajunya kepada Shin, karena dia kasihan kepada Shin. Sedangkan, Yong Hwa tidak mengganti baju karena tidak ada anak laki-laki yang membawa baju lagi.
`           Ketika mereka semua masuk ke ruangan dance, semua anak-anak memakai kaos dan memakai celana. Terkecuali, Yong Hwa. “Yong Hwa, kau tidak ganti baju?” tanya Bu Yuri.
            “ya bu, aku tidak bawa baju. Lagi pula, aku sedang tidak ingin menari bu.” Jawab Yong Hwa.
            “lalu, apa yang ingin kau lakukan?” tanya Bu Yuri.
            “Aku ingin bermain gitar.” Jelas Yong Hwa.
            Anak-anak langsung, berkata “wow”.
            Bu Yuri pun, langsung mengatakan kepada anak-anak bahwa, “ anak-anak kalian akan menari dan Yong Hwa lah yang akan memainkan gitar. Jadi, kalian akan menari dengan iringan nada gitar.”
            Anak-anak pun senang, termasuk Yong Hwa karena dia diperbolehkan untuk bermain gitar. Sekarang, Yong Hwa tahu, mengapa semua anak-anak di Art School Seoul sangat mengidolakan bu Yuri.
            Sebelum memulai pelajaran, Bu Yuri bertanya kepada Shin, “Shin apakah kau bisa menari?” tanya Bu Yuri.
            “ya, tentu saja. Aku bisa menari.” Jawab Shin.
            “Kau ingin menari apa?” tanya Bu Yuri.
            “Aku ingin menari ballet.” Jelas Shin.
            “Ballet? Kau bisa melakukannya?” Tanya Bu Yuri.
            “Bisa, aku sudah mahir. Sejak umur 3 tahun aku sudah ikut kursus ballet.” Jelas Shin
            Soo Hyun yang mendengar hal tersebut langsung kaget, karena ternyata Shin bisa menari ballet. Karena, dia juga bisa menari ballet. Akhirnya, bu Yuri menyuruh Shin untuk menari ballet. Shin pun maju ke depan dan Yong Hwa pun mulai memainkan gitarnya dengan nada yang lunglai. Shin menari ballet dengan sangat indah hingga, teman-temanya dan bu Yuri takjup melihatnya, terkecuali Soo Hyun. Ketika Shin, lompat lalu memutar dengan membungkukan badannya dengan salah satu kakinya di atas, semuanya terpukau, terkecuali Soo Hyun.
            Setelah Shin selesai menari ballet, semuanya bertepuk tangan terkecuali Soo Hyun. Bu Yuri yang takjup mengatakan kepada Shin bahwa, “Shin tarian balletmu sangatlah hebat!” Puji bu Yuri.
            “Terima kasih, tapi tadi itu hanya dasar-dasar dari tarian ballet saja.” Kata Shin.
            Soo Hyun yang melihatnya hanya terdiam. Tiba-tiba Hae Joo berkata, “ Berarti mulai sekarang di Art School Seoul ada dua penari ballet, yaitu, Soo Hyun dan Shin.”
            “Soo Hyun bisa menari ballet juga?” tanya Shin.
            “ya, dia juga dapat menari ballet sepertimu.” Jawab Hae Joo.
            Shin, yang mendengar penjelasan dari Hae Joo tambah menyukai Soo Hyun, karena dia dapat menari ballet. Sedangkan Soo Hyun, mulai tidak suka dengan Shin karena dia dapat menari ballet seperti dirinya. Kemudian, bu Yuri, mengajarkan teknik dasar untuk dance. Namun, banyak anak-anak yang masih kesulitan. Tiba-tiba bel berbunyi, yang menandakan bahwa waktunya pulang.
            “Kalau begitu, kalian semua harus lebih berlatih lagi, karena dipertemuan berikutnya kita masih akan praktek menari. Dan untuk Yong Hwa, di pertemuan ibu selanjutnya, kau harus bawa baju ganti. Terima kasih dan sampai jumpa.” Jelas bu Yuri.
            “Baik bu.” Jawab anak-anak.
            Kemudian, semua anak-anak pulang ke rumahnya masing-masing. Shin pulang di jemput oleh Pak Jung. Sedangkan Yong Hwa, pulang dengan naik Bus, dan Soo Hyun di jemput oleh supirnya. Di ruang guru, bu Yuri mengatakan kepada guru-guru lain bahwa, “Sekarang, Art School Seoul memiliki dua siswi penari ballet.”
            “ Soo Hyun, lalu, yang satu lagi siapa?”tanya bu Gyu Won.
            “Shin, dia dapat menari ballet.” Jelas bu Yuri.
            “apa? Bukankah dia siswi baru?” tanya bu Gyu Won.
            “Aku tahu dia adalah siswi baru di Art School Seoul, namun, ketika aku melihatnya menari ballet sangatlah indah. Aku merasa dia memiliki jiwa seni yang kuat.” Kata bu Yuri.
            “Oh, begitu ya.” Kata bu Gyu Won.
            Sesampainya di rumah, Shin langsung mandi dan mengganti baju. Setelah mandi dan memakai baju, Shin makan malam. Ketika, sedang makan malam Bunda Jessica menanyakan kepada Shin, “bagaimana hari pertamamu masuk ke Art School Seoul?” 
            “Sangat seru, anak-anak di Art School Seoul sangat menyenangkan dan juga baik. Guru-gurunya juga sangat baik, namun ada guru yang tidak aku suka.” Jawab Shin.
            “Siapa guru itu Shin?” Tanya Bunda Jessica.
            “Dia itu guru Bahasa Inggris namanya, Pak Suk Hyun. Dia adalah guru yang paling menyebalkan di Art School Seoul.” Jelas Shin.
            Bunda Jessica yang mendengar jawaban dari Shin, hanya tersenyum saja. Mereka hanya makan malan berdua saja, karena ayah Min Hoo, pulang agak malam. Pada pukul 09.00 malam Shin tidur, dan dia tidak bisa tidur karena dia masih memikirkan, bagaimana hari keduanya besok di Art School Seoul.