Senin, 03 Februari 2014

BALLET IS MY LIFE ~

hai, pembaca blog setiaku =}nih, ada cerpen buatan aku.. sebenrnya gak cerita nyata.. cintanya aja yang sama.. ini masih bersambung baca kelanjutannya.. nanti aku lanjutin.,. oke (y) =]
^^BALLET IS MY LIFE ^^
  IN LOVE 

            “Shin cepat bangun, kita harus ke bandara sekarang!” Kata bunda Jessica, sambil menggoyang-goyangkan tubuh Shin yang sedang tertidur.
             Akhirnya, Shin pun bangun, dan dia baru menyadari bahwa dia harus pergi ke Bandara. Kemudian, Shin benar – benar sangat panik, karena dia takut jika dia dan bunda Jessica ketinggalan penerbangan pesawat menuju ke Seoul. Setelah mandi dan memakai baju, Shin dan bunda langsung pergi ke Bandara. Sesampainya mereka di Bandara, mereka sangat lega karena pesawat yang terbang menuju ke Seoul belum lepas landas.
            Ketika di dalam Pesawat Shin tidak duduk di sebelah bunda Jessica, melainkan duduk di sebelah remaja laki-laki yang sebaya dengannya. Pesawat pun lepas landas, dalam perjalanan Shin gadis yang selalu ceria tiba-tiba merasa bosan.
             Akhirnya Shin menyapa orang yang duduk di sebelahnya, Shin mengatakan “Halo, apa kabar?”.
             “Baik”, remaja laki-laki itu menjawab dengan bingung. Tiba-tiba Shin kaget melihat remaja laki-laki yang duduk di sebelahnya memegang sebuah brosur, yang juga Shin miliki. Awalnya Shin tidak yakin jika brosur yang dipegang oleh remaja laki-laki itu sama dengan miliknya.
            Akhirnya karena rasa penasaran Shin bertanya kepada remaja laki-laki itu, “Maaf, apakah brosur itu adalah milikmu?”, tanya Shin sambil menunjuk ke arah brosur itu.
            “Iya ini milikku, memang kenapa?” tanya remaja laki-laki itu dengan bingung.
            “Aku juga memiliki brosur, yang sama dengan milikmu itu, dan brosur itu adalah brosur tentang Art School Seoul, dan yang memilikinya hanya siswa-siswa dari Art School Seoul saja.” Jelas Shin.
            Kemudian remaja laki-laki itu mengatakan, “tanpa kau memberitahuku aku sudah tahu, karena aku adalah siswa dari Art School Seoul.”
            “Apa? Kau siswa di Art School Seoul, aku juga siswi dari Art School.” Jelas Shin
            “Benarkah? Tapi, aku ini baru akan bersekolah disana besok, karena aku adalah siswa baru.” Remaja laki-laki itu menjelaskan.
            “Aku juga siswi baru disana, dan aku juga akan bersekolah disana besok.” Kata Shin dengan gembira.
            Kemudian mereka saling berkenalan, “perkenalkan namaku Lee Shin hye, panggil saja Shin dan umurku 13 tahun.” Kata Shin sambil memperkenalkan diri.
            “kalau namaku adalah Kim Yong Hwa, panggil saja Yong Hwa, dan umurku juga sama sepertimu 13 tahun.” Kata Yong Hwa.
            Selama itu mereka mengobrol-ngobrol, dan sepertinya Shin menemukan teman baru, padahal sebelum-sebelumnya dia berfikir jika dia pindah ke Seoul, dia tidak akan mempunyai teman.tanpa disadar Pesawat sudah mendarat di Bandara Seoul, pada pukul 11.00 siang waktu Seoul. Ketika sudah keluar dari pesawat, Shin berteriak kepada Yong Hwa, “Yong Hwa aku senang bertemu denganmu, semoga kita dapat bertemu lagi.”
            Yong Hwa yang melihatnya hanya bersenyum manis. Bunda Jessica yang melihatnya bingung, “Siapa dia, apakah kau mengenalnya?” tanya bunda Jessica kepada Shin.
            “Dia itu Kim Yong Hwa, aku mengenalnya saat tadi di pesawat. Ternyata dia itu siswa yang akan bersekolah di Art School Seoul, yang sama denganku bun.” Jelas Shin.
            Tiba-tiba datang mobil, menuju bunda Jessica dan Shin. Lalu keluar seorang pria dewasa bernama Pak Jung, dia adalah supir pribadi papah Shin. “Nyonya maafkan saya, karena saya telat menjemput anda dan nona Shin, maafkan saya.” Kata Pak Jung, sambil membungkukan badan ke arah bunda jessica.
            “Tidak apa-apa, baiklah sekarang antar kami untuk pulang ke rumah!” kata bunda Jessica dengan suaranya yang lembut.
            Kemudian, mereka pulang dengan diantarkan mobil. Di perjalanan Shin yang baru pertama kali ke Seoul menengok ke jendela,  untuk melihat keadaan kota Seoul. Shin sangat senang berada di Seoul karena di Seoul, indah dan lingkungannya bersih tidak seperti di Jakarta. Akhirnya, mereka sampai di rumah, Shin langsung keluar untuk bertemu dengan Ayahnya. Shin langsung memeluk ayahnya, dengan berkata “ayah aku sangat rindu pada ayah”.
            Bunda Jessica, yang melihat mereka berdua tersenyum manis. “Kalian berdua, apakah kalian capek?” tanya ayah Lee Min Hoo.
            “Tidak, kami tidak capek sama sekali kami justru sangat senang.” Kata bunda Jessica.
            “Ayah aku ingin melihat kamar baruku, sekarang!” kata Shin.
            “Baiklah, kalau begitu ayo kita naik ke lantai 2, untuk melihat kamar barunya Shin!” ajak ayah Lee Min Hoo dengan senang.
            Ketika, Shin melihat kamar barunya Shin kaget dan merasa senang, karena kamar barunya bernuansa Ballet, dengan warna kesukaan Shin yaitu warna Pink, dan Putih. “Ayah, kau hebat sekali, kamar ini sangat bagus aku benar-benar sangat mencintai kamar ini.” Puji Shin kepada ayah Lee Min Hoo.
            “Tentu saja, siapa dulu ayah Min Hoo.” Kata ayah Lee Min Hoo kepada Shin.
            Kemudian, mereka turun ke lantai 1,  ke ruang makan. Ketika mereka sekeluarga sedang makan siang, Ayah Min Hoo memberitahukan kepada Shin bahwa, “ Shin nanti malam teman ayah akan kesini, dia memiliki anak perempuan yang seumur denganmu, ayah ingin kau bisa berkenalan dengannya.”
            “Anak perempuan? Baiklah kalau begitu.” Kata Shin dengan senang.
Ketika malam harinya.
            Teman ayah Min Hoo datang ke rumah. “Shin cepat turun teman ayah sudah datang!” Suruh ayah Min Hoo kepada Shin.
            Ketika Shin sudah turun dari kamarnya, Shin melihat anak perempuan itu. Kemudian, ayah Min Hoo memperkenalkan keluarga temannya tersebut kepada Shin. “ Shin, ini teman ayah namanya pak Kim Min Hyuk, ini istrinya bernama Kim Soon Yi, dan ini anaknya yang sebaya denganmu yang bernama Kim Soo Hyun.” Jelas ayah Min Hoo kepada Shin.
            “Halo, senang bertemu dengan kalian.” Kata Shin kepada keluarga pak Min Hyuk.
            “Kami juga senang bertemu denganmu Shin.” Kata ibu Soon Yi.
            Ayah Min Hoo menjelaskan kepada Shin bahwa pak Kim Min Hyuk, adalah presdir dari perusahaan yang juga ternama di Korea Selatan, dan Shin harus memanggil pak Kim Min Hyuk dengan sebutan Paman, sedangkan kepada istrinya, Shin harus memanggil dengan sebutan Bibi.
            Ketika Paman Kim sedang berbincang-bincang dengan Ayah Min Hoo, dan bibi Soon Yi berbincang-bincang dengan bunda Jessica. Shin dan Soo Hyun, saling tersenyum, kemudian Shin menanyakan sesuatu kepada Soo Hyun, “Dimana kau bersekolah?” tanya Shin.
            “Aku bersekolah di Art School Seoul.” Jelas Soo Hyun.
            “Benarkah? Besok aku juga akan mulai bersekolah disana. Kau kelas berapa?” tanya Shin dengan penasaran.
            “Aku kelas 2 SMP.” Jelas Soo Hyun.
            “Wah, ternyata kita seumuran ya. Aku berharap, besok ketika aku masuk ke sekolah, aku bisa satu kelas denganmu.” Kata Shin dengan senang.
            Soo Hyun hanya tersenyum mendengar perkataan dari Shin. Sepertinya, Shin sangat senang dengan Soo Hyun. Menurutnya, Soo Hyun adalah gadis yang baik. Pada pukul 09.00 malam waktu Seoul, keluarga Paman Kim pulang dari rumah Shin.
            Besoknya.
            Ketika, pagi hari, Shin bangun lebih cepat dari biasanya, dia melakukan itu karena dia tidak ingin telat berangkat ke sekolah barunya tersebut. Shin berangkat ke sekolah diantarkan oleh Pak Jung, menggunakan mobil. Sesampainya Shin di sekolah barunya, ketika Shin turun dari mobil, Shin merasa sedikit aneh dengan siswa-siswi di sekolah barunya tersebut karena mereka melihat Shin dengan tampang bingung. Ketika Shin berjalan untuk pergi ke ruangan Kepala Sekolah, siswa-siswi Art School Seoul masih saja memandanginya.
            Sesampainya Shin di ruangan Kepala Sekolah, Shin disambut oleh Kepala Sekolah Art School Seoul. Ketika Shin, masuk ke ruangan Kepala Sekolah, Shin melihat Kim Yong Hwa, sedang duduk di bangku, kemudian Shin mengatakan kepada Yong Hwa, “Hai, Yong Hwa, kita bertemu lagi.” Sapa Shin dengan gembira.
            “Hai, iya kita bertemu lagi Shi.. Shin.” Sapa Yong Hwa yang lupa dengan namanya Shin.
            “Kalian sudah saling kenal?” Tanya Kepala Sekolah kepada mereka berdua.
            “Iya kami sudah saling kenal.” Jelas mereka berdua.
            “Dimana, kalian berkenalan?” Tanya Kepala Sekolah.
            “Kami, berkenalan di Pesawat, saat kami pindah dari Indonesia ke Seoul.” Jelas Shin.
            “Oh, begitu. Baguslah kalau kalian sudah saling mengenal, jadi ibu tidak perlu memperkenalkan kalian berdua lagi.” Kata Kepala Sekolah.
            Kemudian, Kepala Sekolah memberitahukan kepada Shin dan Yong Hwa bahwa mereka akan masuk ke kelas yang sama yaitu, kelas VIII A. Bel pun berbunyi, “Ring....”
            Siswa-siswi semuanya masuk ke kelasnnya masing-masing untuk memulai pelajaran. Sedangkan, Shin dan Yong Hwa harus masuk ke kelas baru mereka yaitu, kelas VIII A. Ketika mereka berdua masuk dan anak-anak di kelas mereka bingung melihat mereka berdua. Lalu, ibu Yuri sebagi wali kelas VIII A dan juga sebagai guru seni, memperkenalkan mereka berdua kepada anak-anak. “Anak-anak, sekarang kalian akan memiliki teman baru.” Jelas Ibu Yuri.
            “Shin, perkenalkan dirimu kepada teman-teman baru ini.” Suruh Ibu Yuri.
            “Halo, semuanya! Perkenalkan namanku Lee Shin Hye, umurku 13 tahun dan aku berasal dari Indonesia. Memang namaku bermarga Lee itu karena, ayahku adalah orang korea, namun ibuku adalah orang Indonesia. Aku harap kalian bisa menerimaku dan bisa menjadi temanku. Terima kasih.” Shin memperkenalkan sambil membungkukan badannya.
            Kemudian, gantian dengan Yong Hwa yang memperkenalkan dirinya. “Halo, Semuanya! Perkenalkan namaku Kim Yong Hwa, dan umurku 13 tahun dan aku berasal dari Korea. Namun, 3 tahun yang lalu aku tinggal di Indonesia, karena urusan pekerjaan ayahku. Aku harap kalian bisa membantuku, menerimaku, dan bisa mejadi temanku. Terima kasih.” Yong Hwa memperkenalkan diri, sambil membungkukan badannya.
            “Anak-anak, mereka berdua telah memperkenalkan diri ibu berharap kalian bisa menjadi teman mereka.” Kata ibu Yuri kepada anak-anak.
            “Shin, Yong Hwa, kalian bisa duduk di belakang sana, di belakang sana ada dua bangku yang kosong!” Suruh, bu Yuri dengan lembut.
            “Baik, bu.” Kata Shin dan Yong Hwa.
            Ketika, Shin dan Yong Hwa duduk di tempat duduk  mereka, salah seorang siswi yang duduk di depan mereka menghadap ke belekang, dan berkata “Hai, namaku Park Hae Joo, panggil saja Hae Joo, nanti di waktu istirahat main bersamaku ya Shin!” Kata Hae Joo.
            “Ya.” Jawab Shin.
            Ketika, Shin mengeluarkan buku pelajarannya, dia baru menyadari bahwa dia satu kelas dengan Kim Soo Hyun. Ketika, dia melihat Kim Soo Hyun yang duduk di barisan paling depan Shin langsung memanggil, “Soo Hyun.” Panggil Shin Kepada Soo Hyun.
            Namun, Soo Hyun tidak menengok ke Shin, justru Shin dimarahi oleh Pak, Suk Hyun. “Shin, kenapa kau memanggil Soo Hyun?” tanya Pak Suk Hyun kepada Shin, dengan nada sedikit marah.
            Wajahnya langsung merah karena malu, “Maafkan saya pak, saya hanya ingin memanggil Soo Hyun saja.” Jawab, Shin dengan menundukkan kepalanya.
            Anak-anak yang mendengar dan melihat Shin langsung ketawa namun, dengan nada yang kecil. Sedangkan Soo Hyun hanya diam. Pelajaran bahasa Inggris adalah pelajaran yang menyenangkan bagi Shin, namun karena gurunya Pak Suk Hyun yang Galak jadi terasa menegangkan.
            Setelah, pelajaran bahasa inggris berakhir. Kemudian, pelajaran Matematika, yang mana adalah pelajaran yang sangat Shin dan Soo Hyun sukai. Guru Matematika adalah Ibu Gyu Won, ibu Gyu Won adalah ibu idola para Siswa-siswi di Art School Seoul yang kedua, setelah ibu Yuri. Pada awal pelajaran Matematika, ibu Gyu Won menyapa terlebih dahulu Shin dan Yong Hwa, karena mereka adalah siswa-siswi baru di Art School Seoul.
            Pelajaran Matematika pun berakhir, bel istirahat berbunyi. Anak-anak pun keluar dari kelasnya masing-masing. Soo Hyun, pergi ke Perpustakaan, sedangkan Shin dan Yong Hwa berada kelas karena mereka tidak tahu ingin melakukan apa. Tiba-tiba anak-anak dari kelasnya dan dari kelas lain mengerubuti Shin dan Yong Hwa, mereka mengajak berkenalan. Banyak sekali anak perempuan yang mengatakan Yong Hwa sangatlah ganteng.
            Di Perpustakaan, ketika Soo Hyun sedang memebaca buku, tiba-tiba Jai Bin datang, dan membuat Soo Hyun kaget. “ Soo Hyun, di kelasmu ada anak baru ya?” tanya Jai Bin.
            “Ya, memang kenapa?” tanya Soo Hyun.
            “Siapa nama mereka berdua?” tanya Jai Bi dengan penasaran.
            “Nama anak perempuan yang baru itu bernama Lee Shin Hye, sedangkan anak laki-laki yang baru itu bernama Kim Yong Hwa.” Jelas Soo Hyun.
            “Oh, begitu ya!” kata Jai Bi
            Ketika, mereka berdua sedang bercakap-cakap Pak Choi memarahi mereka karena dianggap berisik dan mengganggu suasana di Perpustakaan. Akhirnya, mereka berdua pergi dari perpustakaan. Soo Hyun dan Jai Bi berjalan berdua, Jai Bi ingin ke kelas Soo Hyun, karena dia ingin melihat Shin dan Yong Hwa.
            Sesampainya, Soo Hyun dan Jai Bi di kelas. Jai Bi langsung melihat Shin dan Yong Hwa sedang berbincang-bincang dengan anak-anak lainnya. Jai Bi, yang tadinya ingin berkenlan dengan Shin dan Yong Hwa tidak jadi, karena mereka sedang berbincang-bincang dengan anank-anak lainnya. Jadi, Jai Bi rasa dia ingin berekenalan dengan Shin dan juga Yong Hwa lain waktu Saja.
            Bel, pun berbunyi lagi. Anak-anak pun masuk ke kelasnya masing-masing pelajaranpun dimulai kembali. “Sekarang pelajaran apa, Hae Joo?” tanya Shin.
            “Pelajaran Seni.” Jawab Hae Joo.
            Anak-anak sangat senang ketika, bu Yuri masuk ke kelas. Karena pelajaran seni adalah pelajaran terfavorite di Art School Seoul, karena dari itu juga bu Yuri menjadi guru idola nomor 1 di Art School. Ketika, pelajaran Seni dimulai, bu Yuri menanyakan kepada anak-anak “ apa yang kalian ingin lakukan? Apakah menyanyi, menari, atau kalian ingin dance sekarang?”tanya bu Yuri kepada anak-anak.
            “Kami, ingin melakukan semuanya, bu.” Kata Hae Joo dengan kencang.
            “Kalau begitu, bagaimana jika sekarang kita belajar menari saja?” tanya Bu Yuri.
            “Ok!” Kata anak-anak dengan gembira.
            Kemudian, mereka semua pergi ke ruangan ganti baju untuk mengganti baju dengan baju yang mereka bawa masing-masing. Shin dan Yong Hwa tidak membawa baju, karena mereka tidak tahu, kalau di Art School Seoul harus membawa baju jika ada pelajaran seni. Akhirnya, Hae Joo meminjamkan bajunya kepada Shin, karena dia kasihan kepada Shin. Sedangkan, Yong Hwa tidak mengganti baju karena tidak ada anak laki-laki yang membawa baju lagi.
`           Ketika mereka semua masuk ke ruangan dance, semua anak-anak memakai kaos dan memakai celana. Terkecuali, Yong Hwa. “Yong Hwa, kau tidak ganti baju?” tanya Bu Yuri.
            “ya bu, aku tidak bawa baju. Lagi pula, aku sedang tidak ingin menari bu.” Jawab Yong Hwa.
            “lalu, apa yang ingin kau lakukan?” tanya Bu Yuri.
            “Aku ingin bermain gitar.” Jelas Yong Hwa.
            Anak-anak langsung, berkata “wow”.
            Bu Yuri pun, langsung mengatakan kepada anak-anak bahwa, “ anak-anak kalian akan menari dan Yong Hwa lah yang akan memainkan gitar. Jadi, kalian akan menari dengan iringan nada gitar.”
            Anak-anak pun senang, termasuk Yong Hwa karena dia diperbolehkan untuk bermain gitar. Sekarang, Yong Hwa tahu, mengapa semua anak-anak di Art School Seoul sangat mengidolakan bu Yuri.
            Sebelum memulai pelajaran, Bu Yuri bertanya kepada Shin, “Shin apakah kau bisa menari?” tanya Bu Yuri.
            “ya, tentu saja. Aku bisa menari.” Jawab Shin.
            “Kau ingin menari apa?” tanya Bu Yuri.
            “Aku ingin menari ballet.” Jelas Shin.
            “Ballet? Kau bisa melakukannya?” Tanya Bu Yuri.
            “Bisa, aku sudah mahir. Sejak umur 3 tahun aku sudah ikut kursus ballet.” Jelas Shin
            Soo Hyun yang mendengar hal tersebut langsung kaget, karena ternyata Shin bisa menari ballet. Karena, dia juga bisa menari ballet. Akhirnya, bu Yuri menyuruh Shin untuk menari ballet. Shin pun maju ke depan dan Yong Hwa pun mulai memainkan gitarnya dengan nada yang lunglai. Shin menari ballet dengan sangat indah hingga, teman-temanya dan bu Yuri takjup melihatnya, terkecuali Soo Hyun. Ketika Shin, lompat lalu memutar dengan membungkukan badannya dengan salah satu kakinya di atas, semuanya terpukau, terkecuali Soo Hyun.
            Setelah Shin selesai menari ballet, semuanya bertepuk tangan terkecuali Soo Hyun. Bu Yuri yang takjup mengatakan kepada Shin bahwa, “Shin tarian balletmu sangatlah hebat!” Puji bu Yuri.
            “Terima kasih, tapi tadi itu hanya dasar-dasar dari tarian ballet saja.” Kata Shin.
            Soo Hyun yang melihatnya hanya terdiam. Tiba-tiba Hae Joo berkata, “ Berarti mulai sekarang di Art School Seoul ada dua penari ballet, yaitu, Soo Hyun dan Shin.”
            “Soo Hyun bisa menari ballet juga?” tanya Shin.
            “ya, dia juga dapat menari ballet sepertimu.” Jawab Hae Joo.
            Shin, yang mendengar penjelasan dari Hae Joo tambah menyukai Soo Hyun, karena dia dapat menari ballet. Sedangkan Soo Hyun, mulai tidak suka dengan Shin karena dia dapat menari ballet seperti dirinya. Kemudian, bu Yuri, mengajarkan teknik dasar untuk dance. Namun, banyak anak-anak yang masih kesulitan. Tiba-tiba bel berbunyi, yang menandakan bahwa waktunya pulang.
            “Kalau begitu, kalian semua harus lebih berlatih lagi, karena dipertemuan berikutnya kita masih akan praktek menari. Dan untuk Yong Hwa, di pertemuan ibu selanjutnya, kau harus bawa baju ganti. Terima kasih dan sampai jumpa.” Jelas bu Yuri.
            “Baik bu.” Jawab anak-anak.
            Kemudian, semua anak-anak pulang ke rumahnya masing-masing. Shin pulang di jemput oleh Pak Jung. Sedangkan Yong Hwa, pulang dengan naik Bus, dan Soo Hyun di jemput oleh supirnya. Di ruang guru, bu Yuri mengatakan kepada guru-guru lain bahwa, “Sekarang, Art School Seoul memiliki dua siswi penari ballet.”
            “ Soo Hyun, lalu, yang satu lagi siapa?”tanya bu Gyu Won.
            “Shin, dia dapat menari ballet.” Jelas bu Yuri.
            “apa? Bukankah dia siswi baru?” tanya bu Gyu Won.
            “Aku tahu dia adalah siswi baru di Art School Seoul, namun, ketika aku melihatnya menari ballet sangatlah indah. Aku merasa dia memiliki jiwa seni yang kuat.” Kata bu Yuri.
            “Oh, begitu ya.” Kata bu Gyu Won.
            Sesampainya di rumah, Shin langsung mandi dan mengganti baju. Setelah mandi dan memakai baju, Shin makan malam. Ketika, sedang makan malam Bunda Jessica menanyakan kepada Shin, “bagaimana hari pertamamu masuk ke Art School Seoul?” 
            “Sangat seru, anak-anak di Art School Seoul sangat menyenangkan dan juga baik. Guru-gurunya juga sangat baik, namun ada guru yang tidak aku suka.” Jawab Shin.
            “Siapa guru itu Shin?” Tanya Bunda Jessica.
            “Dia itu guru Bahasa Inggris namanya, Pak Suk Hyun. Dia adalah guru yang paling menyebalkan di Art School Seoul.” Jelas Shin.
            Bunda Jessica yang mendengar jawaban dari Shin, hanya tersenyum saja. Mereka hanya makan malan berdua saja, karena ayah Min Hoo, pulang agak malam. Pada pukul 09.00 malam Shin tidur, dan dia tidak bisa tidur karena dia masih memikirkan, bagaimana hari keduanya besok di Art School Seoul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar